Yuk, kita intip ada apa aja di Keraton Kasepuhan yang bisa menjadi eksplorasi wisata budaya di cirebon
Hola Sobat Nizer ! kali ini Nabaniz akan bahas salah satu tempat peninggalan sejarah yang layak dijadikan destinasi city tour cirebon yang bertemakan wisata budaya di Cirebon.
Kalau bicara tentang Keraton, apa sih yang ada di benak kalian ? Tempat Tinggal Raja? Tempat Sultan? Iyaa bener sekali kalau kalian mikir kaya gitu, tapi sebenernya selain tampat tinggal raja , ada apa lagi ya di dalam Keraton.. Nah untuk itu NabaNiz akan bahas Salah Satu Keraton yang ada di Kota Cirebon yang paling tua, besar dan juga paling terawat, Keraton Kesepuhan. biasanya keraton Kasepuhan ini selalu dijadikan salah satu destinasi utama untuk City tour cirebon.
Sebagai tujuan city tour di cirebon, kita akan membahas sejarah tentang jeraton ini terlebih dahuku. Keraton Kesepuhan ini memiliki luas ± 25 H dan setiap bangunan ini di kelilingi tembok bata merah dan terdapat pendopo didalamnya. Dahulunya Keraton Kasepuhan berisi dua kompleks bangunan bersejarah yaitu Dalem Agung Pakungwati yang didirikan pada tahun 1430 oleh Pangeran Cakrabuana dan kompleks keraton Pakungwati (sekarang disebut keraton Kasepuhan) yang didirikan oleh Pangeran Mas Zainul Arifin pada tahun 1529 M
Keraton Kasepuhan memiliki dua buah pintu gerbang, pintu gerbang utama terletak di sebelah utara dan pintu gerbang kedua berada di selatan kompleks. Gerbang utara disebut Kreteg Pangrawit (bahasa Indonesia: jembatan baik ) berupa jembatan, sedangkan di sebelah selatan disebut Lawang sanga (bahasa Indonesia: pintu sembilan). Setelah melewati Kreteg Pangrawit akan sampai di bagian depan keraton, di bagian ini terdapat dua bangunan yaitu Pancaratna dan Pancaniti.
1. Komplek Siti Hinggil Keraton Kasepuhan
Terdapat bangunan yang cukup tinggi dengan tembok bata kokoh di sekelilingnya. Bangunan ini bernama Siti Hinggil Di dalam kompleks Siti Hinggil terdapat lima bangunan tanpa dinding, dengan bangunan utama bernama Malang Semirang. Bangunan ini memiliki enam tiang yang melambangkan rukun iman. Namun secara keseluruhan, bangunan ini memiliki tiang berjumlah dua puluh yang melambangkan sifat-sifat Allah. Selain 5 bangunan tanpa dinding terdapat juga semacam tugu batu yang berasal dari budaya Hindu bernama Lingga Yoni.
Keraton Kasepuhan didirikan sejak tahun 1430 oleh pangeran Cakrabuana. Kompleks Keraton Kasepuhan ini dibagi menjadi 2 yaitu Dalem Agung Pakungwati dan Kompleks Keraton Pakungwati yang sekarang lebih dikenal dengan sebutan Keraton Kasepuhan didirikan oleh Pangeran Mas Zainul Arifin pada tahun 1529. Sampai saat ini Keraton kasepuhan menjadi salah satu destinasi wisata budaya di Cirebon.
Baca juga : Wisata Religi di Cirebon
2. Langgar Agung
Pada batas antara area siti hinggil dengan halaman langgar dibatasi oleh tembok bata. Pada tembok bata bagian utara terdapat dua gerbang yaitu Regol Pengada dan gapura lonceng. Langgar Agung ini berfungsi sebagai tempat ibadah kerabat keraton. Bangunan Langgar Agung dilengkapi pula dengan Pos / tempat bedug Samogiri.
3. Taman Dewandaru / Bunderan Dewandaru
Taman ini dikenal dengan nama taman Bunderan Dewandaru karena bentuknya yang melingkar, filosofi dari taman ini adalah bentuknya yang bulat melingkar tanpa terputus mengartikan keseluruhan.
4. Museum Keraton Kasepuhan
Berbentuk huruf “E” dan berada di sebelah barat taman Dewandaru berfungsi sebagai tempat penyimpanan benda kuno kesultanan Kasepuhan.
5. Kereta Paksi Naga Liman
Berada di sebelah timur taman Dewandaru berfungsi sebagai tempat penyimpanan kereta kencana kesultanan Kasepuhan
6. Tugu Manunggal
Berada di sebelah timur taman Dewandaru berfungsi sebagai tempat penyimpanan kereta kencana kesultanan Kasepuhan
7. Sri Manganti
Berbentuk bujursangkar, berada di sebelah tugu manunggal. Bangunan ini terbuka tanpa dinding, atap berbentuk joglo dengan genteng dan didukung dengan 4 tiang saka guru, 12 tiang tengah dan 12 tiang luar. Bangunan ini berfungsi sesuai dengan namanya yaitu sebagai tempat menunggu keputusan raja.
8. Kutagara Wadasan
Salah satu keunikan wisata budaya cirebon dapat terlihat dari Kutagara Wadasan adalah gapura yang bercat putih dengan gaya khas Cirebon, gaya Cirebon tampak pada bagian bawah kaki gapura yang berukiran wadasan dan bagian atas dengan ukiran mega mendung. Arti ukiran tersebut seseorang harus mempunyai pondasi yang kuat jika sudah menjadi pimpinan atau sultan harus bisa mengayomi bawahan dan rakyatnya. Dibangun oleh Sultan Sepuh I Syamsudin Martawidjaja pada tahun 1678
9. Kuncung
Kuncung adalah tempat parkir kendaraan sultan. dibangun oleh Sultan Sepuh I Syamsudin Martawidjaja pada tahun 1678
10. Jinem Pangrawit
Jinem Pangrawit yaitu tempat Pangeran Patih dan wakil sultan dalam menerima tamu, nama Jinem Pangrawit berasal dari kata jinem dan Pangrawit / Rawit, berlantai marmer, dinding tembok berwarna putih dan dihiasi keramik Eropa. Atap didukung 4 tiang saka guru kayu dengan umpak beton.
11. Gajah Nguling
Gajah Nguling yaitu ruangan tanpa dinding dan terdapat 6 tiang bulat bergaya tuscan setinggi 3 m. Lantai tegel dan langit-langit berwarna hijau, sesuai dengan namanya, bentuk ruangan ini mengambil bentuk gajah yang sedang nguling (menguak) dengan belalainya yang bengkok sehingga ruangan ini tidak memanjang lurus tapi menyerong dan kemudian menyatu dengan bangsal Pringgandani, ruangan ini dibuat agar musuh tidak langsung lurus menuju sultan. Dibangun oleh Sultan Sepuh IX Radja Sulaeman pada tahun 1845,
12. Bangsal Pringgandani
Keunikan wisata budaya cirebon lainya adalah Bangsal Pringgandani yang berada di sebelah selatan ruangan Gajah nguling. Ruangan ini memiliki 4 tiang utama segi empat berwarna hijau yang berfungsi sebagai tempat menghadap para abdi dan dapat juga dipakai sebagai tempat sidang warga keraton sewaktu-waktu.
13. Bangsal Prabayaksa
Berada di sebelah selatan ruangan Gajah nguling. Ruangan ini memiliki 4 tiang utama segi empat berwarna hijau yang berfungsi sebagai tempat menghadap para abdi dan dapat juga dipakai sebagai tempat sidang warga keraton sewaktu-waktu.
14. Bangsal Agung Panembahan
Dibangun bersamaan dengan bangunan keraton sewaktu masih bernama keraton Pakungwati tahun 1529, merupakan ruangan yang berada di selatan dan satu meter lebih tinggi dari bangsal Prabayaksa. Fungsinya sebagai singgasana Gusti Panembahan.
15. Pungkuran
Berasal dari bahasa Cirebon pungkur merupakan ruangan serambi yang terletak di belakang keraton.
16. Kaputran dan Kaputren
Kaputran Berada di sebelah timur Bangsal Pringgandani, berfungsi sebagai tempat tinggal para putra. Sementara Kaputren berada di sebelah barat Bangsal Pringgandani, berfungsi sebagai tempat tinggal para putri yang belum menikah
17. Dapur Maulud
Berada di depan Kaputren menghadap timur, berfungsi sebagai tempat memasak persiapan peringatan Maulid Nabi SAW. Kegiatan maulud Nabi SAW itu sendiri selalu dijadikan daya tarik utama dalam wisata budaya di cirebon
18. Pamburatan
Berada di selatan Kaputren. Pamburatan / Burat berasal dari bahasa Cirebon (bahasa Indonesia: membuat boreh atau bubuk), Pamburatan berfungsi sebagai tempat mengerik kayu-kayu wangi (kayu untuk boreh) untuk kelengkapan selamatan Maulud Nabi SAW.
Kami sebagai salah satu perusahaan penyedia travel management di cirebon, dapat membantu anda untuk mengantar anda menikmati beraneka destinasi city tour cirebon baik yang bertema wisata budaya cirebon ataupujn yang lainnya yang ada di Kota Cirebon. Kami siap untuk memberikan layanan terbaik mulai dari pelayanan transportasi, akomodasi hingga kegiatan wisata yang ada di cirebon, Kuningan dan sekitarnya. Jangan segan untuk menghubungi customer service kami, yang selalu siap sedia untuk memberikan layanan dan harga terbaiknya untuk anda.
Untuk informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi customer service kami yang siap sedia 24 jam untuk melayani anda.